welcome

Selasa, 06 Oktober 2015

MAKALAH PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

MAKALAH

PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU







Oleh :
(02) Ahmad Sidiq
(05) Ardian Irfan  
(07) Diah Ayu N
(11) Ferry Irawan
(18) Renita Aldea
(19) Reza Ade M
XII IPA 4









SMA NEGERI 1 KARANGJATI
TAHUN AJARAN 2014/2015

SEPTEMBER 2015

KATA PENGANTAR
           

            Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa karena rahmat dan kasih-Nya saya berhasil menyelesaikan makalah sederhana ini yang berjudul “Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Biologi.
            Makalah sederhana ini terdiri dari lima bagian. Bagian I berisi pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, permasalahan, hipotesis, tujuan, manfaat, jadwal dan tempat penelitian. Bagian II berisi landasan teori tentang pengertian, morfologi, pertumbuhan, tahapan, faktor kacang hijau. Bagian III berisi  metode penelitian yang membahas tentang variabel, alat bahan, langkah-langkah dan pengambilan data. Bagian IV mengenai pengamatan yang berisi hasil penelitian, analisa hasil dan materi pembahasan. Bagian V tentang penutup yaitu kesimpulan dan saran.
            Proses penyusunan makalah sederhana ini banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait. Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan dengan tulus, terutama kepada :
1.      Orang tua, yang memberikan dukungannya.
2.      Bapak Drs.Ignatius Kardoyo selaku guru Biolog yang telah banyak memberikan masukan berharga dan sabar dalam membimbing saya selama membuat makalah sederhana ini.
3.      Teman-teman XII IPA 4 SMA I Karangjati yang selalu memberikan semangat dan membantu untuk menyelesaikan makalah sederhana ini.
            Semoga kebaikan mereka dibalas oleh Tuhan Yang Mahaesa. Kami berharap makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya masyarakat luas pada umumnya.



                                                                                                Karangjati, 07 September 2015




                                                                                                                  Penulis























ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................      ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................      iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1         Latar Belakang ......................................................................................... .... 1           
1.2         Permasalahan ............................................................................................ .... 1
1.3         Hipotesis ................................................................................................... .... 1
1.4         Tujuan ............................................................................................................ 1
1.5         Manfaat Penulisan..................................................................................... .... 1
1.6         Jadwal Penelitian .......................................................................................    1
1.7         Tempat Penelitian ......................................................................................    1
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... .... 2
2.1.... Pengertian Kacang Hijau........................................................................... .... 2
2.2.... Morfologi Kacang Hijau ........................................................................... .... 2
2.3.... Agronomi N,P,K ...................................................................................... .... 2
2.4.... Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan............................................ .... 3
2.5 ... Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.............................. .... 3-5
2.6 ... Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan........ .... 5-6
2.7.... Kacang Hijau............................................................................................. .... 6-8
BAB III  METODE PENELITIAN.............................................................................. .... 9
3.1 ... Variabel .................................................................................................... .... 9
3.2.... Alat dan Bahan.......................................................................................... .... 9
3.3.... Langkah – Langkah................................................................................... .... 9
3.4.... Cara Pengambilan Data ............................................................................ .... 9
BAB IV HASIL PENGAMATAN .................................................................................   10
4.1.... Hasil Penelitian ..........................................................................................     10
4.2.... Analisa Hasil.............................................................................................. .... 10
4.3 ... Materi Pembahasan ....................................................................................... 10-11
BAB V PENUTUP........................................................................................................ .... 12
4.1.... Kesimpulan................................................................................................ .... 12
4.2     Kritik dan Saran........................................................................................     12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................     13
                  
                                                                            iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka  bumi ini. Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu  komponen biotik dan komponen abiotik. komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik antara lain : udara, gas, angin, cahaya, matahari, dan sebagainya.             Antara  komponen  biotik  dan  abiotik  saling  mempengaruhi misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Hasil  fotosintesis  dibutuhkan oleh makhluk  hidup  lainnya. Oleh  karena  itu, kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
1.2  Permasalahan
       Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pengaruh sinar matahari terhadap kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau
1.3  Hipotesis
      Sinar matahari dapat memengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau. Perbedaan biji kacang hijau di tempat gelap dengan biji kacang hijau di tempat terang terdapat pada ukuran tumbuhan, struktur batang, dll.
1.4  Tujuan
     Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh sinar matahari terhadap kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau
1.5  Manfaat Penulisan
      Agar dapat mengetahui kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau ditempat gelap dan ditempat terang, berdasarkan faktor sinar matahari, dan mengetahui proses dari perkecambahan biji lkacang kedelai tersebut.
1.6  Jadwal Penelitian
                Penelitian dilakukan pada tanggal 08-13 Agustus 2015

1.7  Tempat Penelitian
      Tempat yang kami gunakan, berada di salah satu rumah kelompok kami Ahmad Sidiq P.

.





BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kacang Hijau
            Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Divisi               :  Spermatophyta
Sub-divisi        :  Angiospermae
Kelas               :  Dicotyledoneae
Ordo                :  Rosales
Famili              :  Papilionaceae
Genus              :  Vigna
Spesies            :  Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
2.2 Morfologi Kacang Hijau
            Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya.
            Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
            Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
2.3 Agronomi N,P,K
            a. Suplai nitrogen di dalam tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam kaitannya dengan pemeliharaan atau peningkatan kesuburan tanah. Peranan N terhadap pertumbuhan tanaman adalah jelas, karena senyawa organik di dalam tanaman pada umumnya mengandung N anatara lain asam-asam amino, enzim dan bahan lainnya yang menyalurkan enersi (Nyakpa, 1988).
            b. dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Terhadap pertumbuhan tanaman, - adalah dapat merangsang perkembangan perakaran tanaman. Terhadap produksi tanaman, P mempertinggi hasil serta berat bahan kering, bobot biji, memperbaiki kualitas hasil serta mempercepat masa kematangan. Sedangkan pengaruhnya terhadap resistensi penyakit dapat dikatakan bahwa P mempertinggi daya resistensi terhadap serangan penyakit terutama cendawan (Nyakpa, 1988).                                  
            c. Kalium di dalam tanaman dapat berfungsi untuk menguatkan jerami tanaman sehingga tanaman tidak mudah rebah. Terhadap produksi tanaman akan mempertinggi hasil produksi dan memperbaiki kualitas hasi. Selanjutnay kalium akan mempertinggi resistensi tanaman terhadap serangan penyakit, terutama terhadap penyakit oleh cendawan (Nyakpa, 1988).

2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
            Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang berbeda pada semua makhluk, termasuk tanaman. Perkembangan merupakan seuatu proses pendewasaan di mana hal ini tidak dapat diukur (perkembangan kualitatif). Pada sel-sel, sel berkembang sesuai spesialisasi mereka masing-masing (berkembang dan terstruktur sesuai fungsi masing-masing). Berbeda dengan itu, pertumbuhan merupakan sesuatu yang dapat di ukur seperti tinggi, panjang, lebar, dll (Kuantitatif). Pertumbuhan merupakan sesuatu yang irreversible atau tidak dapat dibalik maupun ulang. Pada sel, hal ini dapat dilihat pada pembesaran sel (mitosis).
            Pada sel yang berkembang akan terjadi 3 dalam tahap, yaitu pembelahan sel (cleavage), morfogenesis, dan diferensiasi sel. Pembelahan sel merupakan tahap duplikasi sel menjadi banyak dan menjadi salah satu faktor utama perkembangan. Perkembangan oleh pembelahan sel dimulai sejak zigot (pada manusia) menjadi jaringan embrional hingga menjadi manusia, sedangkan pada tumbuhan, dimulai dari zigot pada bakal biji menjadi kotiledon, akar, dll. Morfogenesis merupakan perkembangan bentuk, seperti biji berkecambah, akar menjadi sistem akar, dan tunas menjadi tunas tumbuhan. Differensiasi sel merukapan proses di mana sel dijadikan memiliki fungsi-fungsi biokimia dan morfologi khusus, seperti embrio yang berkembang dan memiliki struktur dan fungsi khusus saat dewasa.
            Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tumbuhan dibagi menjadi perkembangan bakal biji & bakal buah, perkecambahan, dan pertumbuhan.
2.5 Tahapan Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
a. Tahap Awal Pertumbuhan
            Pertumbuhan pada biji telah dimulai pada saat proses fisika, kimia, dan biologi mulai berlangsung. Mula-mula terjadi proses fisika saat biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai biji ukurannya bertambah dan menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung yang dipakai untuk berkecambah.
b. Perkecambahan
            Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan ada dua macam, tipe itu sebagai berikut.
            Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal), Tipe ini terjadi, jika plumula muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah.           
            Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makanan diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.
c.  Pertumbuhan Primer
            Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut. 
o   Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis. 
o   Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis. 
o   Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xilem.
Ø  Pertumbuhan primer pada akar
            Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan sebagai berikut.

a) Tudung akar (kaliptra)
            Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut :
·         Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut. 
·         Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen. Sel-sel kaliptra yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung yang disebut kolumela.
                        b) Meristem
                        Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.

c) Daerah pemanjangan sel
                        Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
d) Daerah diferensiasi
                        Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.
       2) Pertumbuhan Primer pada Batang
                        Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
4) Pertumbuhan Sekunder
               Setelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.          
               Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xylem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut menyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas pada musim kemarau dan musim penghujan.
2.6 Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
             Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam lingkungannya. Pengaruh ini dapat datang dari luar maupun dalam tanaman yang mengalami pertumbuhan itu sendiri.
Ø  Faktor Luar (Eksternal)
            Faktor luar dapat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, air, kelembapan, dan cahaya. Makanan merupakan sumber energi serta materi untuk menghasilakan berbagai komponen sel. Tanaman membutuhkan 9 makroelemen (unsur mineral) atau bahan organic, yaitu: karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalsium, kalium, dan magnesium.
            Jika tanaman tidak mendapat unsur-unsur tersebut sesuai keperluan, pertumbuhan tanaman dapat terganggu dan bahkan tanaman dapat mati.
Air merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman. Air sering digunakan untuk fotosintesis, menjaga kelembapan, serta mengaktifkan enzim agar terjadi reaksi enzimatik.
Kelembapan juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanah serta udara yang lembab sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan oleh banyaknya air yang dapat diserap serta pengurangan penguapan.
Cahaya dapat menghambat pertumbuhan, tetapi merupakan hal yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Cahaya jika terkena pada batang tumbuhan dapat mengurangi auksin, tetapi cahaya juga merangsang pembungaan pada tanaman tertentu. Salah satu hormone yang dipengaruhi oleh cahaya adalah hormon fitokrom. Hormon fitokrom adalah protein dengan kromatofora yang mirip dengan fikosianin. Tumbuhan dibedakan menjadi 3 jenis menurut fotoperiodismenya:
a.       Tumbuhan hari pendek, contohnya aster, krisan, dan dahlia.
b.      Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, dan gandum.
c.       Tumbuhan hari netral, contohnya mawar, bunga matahari, dan kapas.
Ø  Faktor Dalam (Internal)
            Farktor internal merupakan pengaruh yang terjadi dari dalam tanaman. Pengaruh ini dapat berupa genetik maupun fisiologis. Pengaruh oleh gen sudah sangat jelas dalam tanaman. Sebuah tanaman akan bertumbuh sesuai dengan gen dari dalam dirinya yang diturunkan oleh induk tanaman tersebut (faktor hereditas). Berbeda dengan itu, faktro fisiologis meliputi enzim (sebagai biokatalisator untuk mempercepat reaksi metabolisme), vitamin, dan hormon.
            Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ada beberapa dan dibagi menjadi 2 kelompok, yang memicu pertumbuhan serta yang menghambat pertumbuhan.
v  Pemicu Pertumbuhan

Hormon yang dapat memicu pertumbuhan terdiri dari auksin, giberelin, kalin, dan sitokinin.
Ø  Hormon auksin berperan dalam pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel. Selain itu pada buah tanpa biji (partenokarpi), hormone ini berpengaruh dalam pengguguran daun peran dalam dominansi apical. Proses ini disebut sebagai absisi.
Ø  Hormon giberilin memiliki peran dalam perkecambahan dan perkembangan embrio. Giberilin juga membantu pembentukan biji dan buah. Hal penting lainnya mengenai hormone ini ialah hormone ini bersinergis (bekerja sama) dengan auksin.
Ø  Hormon etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Akan tetapi, jika jumlah etilen melebihi jumlah hormone auksin dan giberilin, penghambatan terhadap pembentukan organ tumbuhan justru terjadi. Hal unik dari etilen adalah, jika hormone ini bekerja sama dengan auksin, dapat mempercepat pembentukan bunga.
Ø  Hormon sitokinin berperan dalam sitokinesis. Beberapa fungsi dari sitokinin adalah
·         Merangsang bentuk akar serta cabang dan batang serta cabang-cabangnya juga.
·         Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk.
·         Berperan dalam perbesaran daun muda.
·         Mengatur pembentukan bunga dan buah.
·         Penghambat penuaan tanaman. Hal ini dilakukan dengan cara merangsang proses transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
v  Penghambat Pertumbuhan
Ø  Hormon penghambat pertumbuhan terdiri dari asam absisat, kalin, asam traumalin, dan gas etilen.
Ø  Asam absisat merupakan inhibitor yang adalah antagonis dengan auksin dan giberelin.
Ø  Asam Absisat juga berperan dalam penuaan tanaman.
Ø  Hormon kalin dapat menghambat dalam organogenesis. Hormon ini juga dibagi menjadi 4 sesuai hambatan yang dilakukan:
           §  Rizokalin: pembentukan akar.
           §  Kaulokalin: pembentukan batang.
           §  Filokalin: pembentukan daun.
           §  Antokalin: pembentukan bunga.
Ø  Asam traumalin dapat menghambat regenerasi sel dalam tanaman. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik dan dapat mati.
2.7 Kacang Hijau  
            Kacang hijau adalah sejenis 
tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
            Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radiata dan termasuk ke dalam familiF abaceae. Kacang hijau masih bersaudara dengan kacang panjang, kacang polong dan kacang kedelai. Di Indonesia, kacang hijau biasa dikonsumsi dan diolah menjadi bubur. Makanya dikenal dengan nama bubur kacang ijo, yang isinya merupakan campuran antara kacang hijau, santan dan gula serta beras ketan hitam.
            Kacang hijau memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa. Bahkan dikenal sebagai makanannya para tentara agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi, fisiknya kuat dan otaknya cerdas. Oke berikut ini merupakan penjelasan mengenai kandungan nutrisi dan manfaat kacang hijau untuk kesehatan.
            Sebagai salah satu sumber makanan yang baik untuk kesehatan, kacang hijau mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
            Kacang hijau mengandung asam folat sebesar 159 µg/100 gr dan vitamin B1 sebesar 0,2 mg/100 gr. Tidak hanya itu, kacang hijau juga dilengkapi dengan riboflavin, B6, asam pantothenat, serta niasin, yang berguna membantu fungsi metabolisme dan organ tubuh.
Ø  Sumber Mineral
            Kacang hijau kaya akan mineral. Dalam 100 gram kacang hijau terdapat potasium (266 mg), fosfor (99 mg), mangan (48 mg), 
kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), zat besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg).
Ø  Kaya Protein
            Kacang hijau bisa menjadi sumber protein alternatif bagi para vegetarian. Kandungan protein dalam setiap 100 gr kacang hijau sebesar 7 gr protein. Protein dalam kacang hijau memiliki profil asam amino lengkap dan dapat diserap tubuh lebih cepat. Protein berguna dalam membantu pembentukan sel-sel otot, mempercepat pemulihan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu Anda kenyang lebih lama.
Ø  Kaya Serat
            Kandungan serat dalam 100 gr kacang hijau sebesar 7,6 gr serat. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 persen. Serat bermanfaat dalam menjaga fungsi saluran cerna, mencegah sembelit, dan membantu menurunkan kolesterol.
Ø  Kaya Omega-3
            Kacang hijau juga diperkaya dengan Omega-3 sebesar 0,9 mg/100gr dan Omega-6 sebesar 119 mg/100gr. Seperti kita ketahui bahwa asam lemak esensial ini berguna untuk menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung.
            Kandungan nutrisi lengkap yang terkandung dalam kacang hijau, menjadikan makanan ini sebagai sumber makanan dengan segudang manfaat kesehatan, antara lain:
·         Membantu Penyerapan Nutrisi
            Penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin B1 menyebabkan metabolisme melambat sehingga proses penyerapan nutrisi dari makanan tidak berjalan maksimal. Kandungan vitmin B1 dan enzim-enzim aktif pada kacang hijau dapat memperbaiki kondisi ini dengan meningkatkan penyerapan nutrisi dan metabolisme tubuh.
·         Mencegah Penyakit Jantung
            Kacang hijau mengandung serat tinggi yang berfungsi membersihkan saluran pencernaan, meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga mengurangi waktu kotoran menumpuk di dalam usus, serat juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, sehingga efektif untuk mencegah penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.
·         Mencegah Anemia
            Diperkaya dengan zinc dan zat besi menjadikan kacang hijau sebagai makanan pilihan untuk mengatasi anemia, membantu keseimbangan hormon dan sistem kelenjar, serta menjaga metabolisme tubuh. Membantu Pertumbuhan. Kacang hijau mengandung protein lengkap yang membantu pertumbuhan dan pembentukan sel-sel tubuh, yaitu sel-sel organ, otot, dan otak. Mengingat begitu banyaknya kandungan nutrisi dalam kacang hijau serta khasiatnya bagi kesehatan, tidak salah bila memasukkan kacang hijau dalam menu harian.
































BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel
Ø  Variabel bebas adalah Cahaya matahari.
Ø  Variabel terikat adalah Kacang Hijau.
Ø  Variabel terkendali adalah kacang hijau yang di tanam di tempat gelap dan tempat terang.
3.2 Alat dan Bahan
Ø  gelas bekas aqua
Ø  Biji kacang hijau
Ø  Tanah
Ø  Air
Ø  Kardus
Ø  Penggaris
Ø  Bolpoin
3.3 Langkah-langkah
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Memasukkan tanah ke dalam aqua
3.      Menanam biji kacang hijau ke dalam aqua yang berisi tanah
4.      Memisahkan kecambah A ( gelap ) dan kecambah B ( terang ) ke tempat gelap (tempat yang tertutup/ditutupi dengan kardus) dan terang (terbuka,terkena sinar matahari)
5.      Menyiram rutin bakal kecambah biji kacang hijau
6.      Menunggu selama 2 hari sampai biji berkecambah
7.      Kemudian mengukur pertumbuhan kecambah setiap hari selama 3 hari berturut – turut dan memasukkan data ke tabel pengamatan.
3.4 Cara Pengambilan Data
                Cara pengambilan data dalam metode penelitihan yang kami lakukan dengan cara mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau atau peningkatan pertumbuhan kacang hijau di setiap harinya


















BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Penelitian
Tabel Pengamatan
Potongan
Kecambah
Hari ke
Rata-rata
1
2
3
A
(Gelap)
1
0,5 cm
2 cm
6 cm
2,67 cm
2
1,2 cm
3 cm
8,5 cm
4, 23 cm
3
1 cm
2,7 cm
8 cm
6,36 cm
B
(Terang)
1
0,1 cm
1,2 cm
3,5 cm
1,6 cm
2
0,3 cm
1,7 cm
4 cm
2 cm
3
0,1 cm
1,2 cm
3,5 cm
1,6 cm

4.2 Analisa Hasil
Jadi rata-rata tumbuhan diruang gelap yaitu
1.      2,67 cm
2.      4,23 cm
3.      6,36 cm
Jadi rata-rata tumbuhan diruang terang yaitu
1.      1,6 cm
2.      6 cm
3.      1,6 cm

4.3 Materi Pembahasan
Ø  Diskusi Soal!
1)      Sebutkan 3 ciri  berkecambah pada pot A dan pot B?
2)      Bagaimana kecepatan  pertumbuhan kecambah pada pot A dan pot B?
3)      Mengapa demikian?
4)      Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi perkecambahan pada percobaan tersebut?
5)      Jelaskan proses terjadinya perkecambahan?
6)      Apa yang dimaksud
a.       Tipe perkecambahan EPIGEAL
b.      Tipe perkecambahan HIPOGEAL
7)      Termasuk tipe yang mana percobaan yang anda lakukan, mengapa demikian?
Ø  Jawaban!
1)       A. Pot A (gelap)
-          Akar mulai menembus tanah dan sebagai plamula mulai tampak
-          Tanaman tidak bisa tegak (batang), melainkan melengkung.
-          Daun masih mengatup, tampak layu, dan tidak segar, serta berwarna kekuning-kuningan dan agak pucat.
-          Hal ini terjadi karena tanaman tidak mendapat sinar matahari sama sekali sehingga tanaman tidak mampu menghasilkan karbohidrat untuk pembentukkan klorofil
B. Pot B (terang)
      -    Daun lebih lebar dan tebal berwarna hijau segar serta mengarah ke
           matahari
      -    Batangnya lebih besar dan kokoh
      -    Akar lebih lebar dan menancap kokoh
2)      Pot A yang gelap pertumbuhan batang lebih cepat daripada pot B yang terang.
3)      Karena tanaman kacang hijau yang mendapatkan sedikit sinar matahari / diletakkan di tempat redup pertumbuhannya berjalan normal. Tanaman nampak segar karena mendapatkan cukup sinar matahari. Daun tanaman tersebut berwarna hijau tua. Pertumbuhannya berjalan normal ke atas. Hormon auksin pada tanaman ini berjalan dengan normal yang mengakibatkan tidak terlalu tinggi. Daun juga mendapatkan cukup sinar matahari untuk pembentukan  klorofil dari karboidrat. Dengan demikian, sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Dan tumbuhan yang tidak di beri air tidak tumbuh.
4)      -  Cahaya matahari
Suhu
-  Kadar air
-  Oksigen
-  Kelembapan
-  Nutrein
-  pH medium (tingkat keasaman) / derajat tanah
5)      Perkecambahan adalah proses, pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula. perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari biji dimana plamula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Pertumbuhan pada biji berhubungan dengan aspek kimiawi, diantaranya ; imbibisi, sekresi hormone, dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut, dan hormon kedaerah titik tumbuh, atau daerah lainnya.
6)      a.Tipe perkecambahan EPIGEAL
ciri perkecambahan ini; terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon) perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Decotyledoneae (kecuali kacang kapri) contoh; kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
b.Tipe perkecambahan HIPOGEAL
ciri perkecambahan ini; tertinggalnya kotiledon didalam tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil ( ruas batang diatas kotiledon) umumnya terjadi pada biji Monocotyleddoneae, contoh; jagung, padi, dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
7)      Epigeal, karena kotiledonnya diatas permukaan tanah.






BAB V
PENUTUP

1.1    Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada kedua media tersebut selama lima hari, ternyata terjadi perubahan panjang dari hari ke harinya, semua tumbuhan biji kacang hijau bervariasi, faktor dari luar dan dalam misalkan; cahaya, suhu, kelembaban dll. Jika faktor pendukung itu sesuai maka, proses perkecambahan biji kacang hijau akan berjalan normal tetapi jika kurang maka proses perkecambahan biji kacang hijau akan terhambat.
            Jadi tanaman yang ditanam pada bagian gelap, pertumbuhan batang lebih cepat, sedangkan pada bagian terang pertumbuhan daun lebih cepat.

1.2    Kritik dan Saran
            Semoga para pembaca bisa mengerti dan memahami isi dari makalah kami. Dan bisa merefrensikan dengan tepat dan benar.
































DAFTAR PUSTAKA
Ø  Ø  PrawironNarto,slamet.2004.Sains Biologi 1A.Jakarta:PT Bumi Aksara
Ø  Ø  Istamar syamsuri,dkk.2004.Biologi untuk SMA Kelas X.Jakarta :Erlangga
Ø  Ø  Istamar syamsuri,dkk.2006.Biologi untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga
Ø  Ø  Skhyono,1999.Seribu Pena Biologi SMU Kelas 1.Jakarta:Erlangga
Ø  Ø  Siti,laila.2004.Biologi Sains dalam Kehidupan Kelas 1 SMA.Jakarta : Yudistira
Ø  Ø  Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau.
Ø  http://catatanzhamal.blogspot.com/
Ø  Ø  Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman. http://soearga.wordpress.com/
Ø  Ø  Dayat,2009.Makalah Biologi Tentang Penelitian Kacang Hijau. http://darkshadow-dayat.blogspot.com/
Ø  Ø  S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Ø  Ø  Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*

Free R Blackadder Cursors at www.totallyfreecursors.com