welcome

Selasa, 29 Maret 2016

Kamu Tahu? Betapa saya ingin; Tetapi tak mungkin!



Kamu Tahu? Betapa saya ingin; Tetapi tak mungkin!
               “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” Jujur sampai saat ini kalimat itu yang sering menghantui saya. Menghantui pikiran saya dan menghantui hati saya, berperang dengan diri sendiri! Itu terjadi saat saya sedang mengingatmu dan akan lebih sering terngiang saat saya melihatmu secara nyata; tapi tak bisa saya sentuh seutuhnya.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” ketika kamu menjauh ; menghindar sejauh-jauhnya. Kamu berhasil membuat gadis yang baru berusia delapan belas tahun ini galau setengah mati! Bertanya-tanya dan mencari sebuah jawaban yang tak akan saya dapatkan darimu, karena ketika saya mendekat, kamu sibuk mencari tempat bersembunyi; bersembunyi dari saya.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” saat saya mulai disibukkan dengan pelajaran tambahan kelas dua belas, saya selalu menyempatkan diri untuk menunggumu, yang justru saya dapatkan malah bayang semumu. Kamu ada tetapi pura-pura tak ada. Kamu tahu betapa kecewanya saya saat itu?
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” saat saya berpapasan denganmu, ingin rasanya kamu menyapa saya, mengusili saya dengan tingkah kekanakan kamu, seperti dulu; jauh sebelum kamu berubah menjadi seperti ini sekarang.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” ketika saya melihatmu bergurau dengan yang lain, saya membayangkan agar bisa seperti itu lagi, seperti saat kita saling melontarkan banyolan yang aneh dan membuat orang sekeliling geleng kepala karena tingkah laku kita berdua.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” disetiap file folder saya yang berisikan foto kita berdua punyai file khusus? Itu kenapa? Agar saat kamu meminta dan melihat layar laptop saya, saya ingin kamu tahu betapa saya sangat mengartikan saya dan kamu menjadi yang istimewa.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” melihatmu punya masalah, yang misterius, seolah membuat saya kelabakan, membuat saya menjadi histeris sendirian karena seolah-olah hanya saya seorang yang tidak tahu menahu tentang masalahmu.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” saya berusaha mencari tahu masalah kamu disetiap celah orang-orang yang pasti sangat mengenali kamu. Meski yang saya dapat hanya sebuah angin lalu, tetapi setidaknya saya bisa sedikit tahu dan saya bukan menjadi satu-satunya orang dungu yang tak tahu apa-apa tentang kamu.
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” disetiap tulisan-tulisan saya di sosmed selalu berkisaran tentang kamu jika sudah masalah baper-baperan. Saya tak tahu kenapa, mungkin karena saya rindu?
                “Kamu tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” ketika kamu menjauh, tanpa sebab kamu tahu betapa saya seperti anak rusa yang sedang kebingungan karena kehilangan induknya? Anak rusa itu menangis dan ketakutan, dia memikirkan kenapa dia kehilangan? Atau anak rusa itu berpikiran kenapa induknya meninggalkannya? Lalu jika ditinggalkan apa salahnya? Jadi seperti itulah perasaan saya saat ini, saya menangis, menangis hiba dalam kepedihan, saya tak tahu kapan kamu kembali atau kapan kita bisa bertemu dan bersama. Jika kamu meinggalkanku, apa masalahnya? Apa salah saya? Bukankah meninggalkan harus tahu apa sebab dan akibatnya, setidaknya tidak meninggalkan dengan tanda Tanya besar pada gadis seusia ini, gadis yang pola pikirnya masih labil; ya, seperti saya!


#untukmu, ombakku, yang pandai menghempaskan air lautmu dengan terlalu keras pada batu karang seperti saya, yang sukses membuat batu karang ini nanar dan terkikis oleh erosi air lautmu!
Free R Blackadder Cursors at www.totallyfreecursors.com