welcome

Sabtu, 28 Juni 2014

Perkenalan #1

          Hey.. disini saya mau bercerita.. saya punya temen sebut saja Icha dan Angga. Mereka saling jatuh cinta, seiring berjalannya waktu, menyebabkan cinta mereka semakin dalam. Mereka dari dunia yang sama, sama-sama manusia dan memiliki hati tetapi, mereka terlahir dari keluarga yang berbeda (read:disini bukan beda yang kaya/miskin) ya... mereka terlahir dari keluarga yang menyebut dan menyembah Tuhan dengan nama dan cara yang berbeda... 

          Ya... kalian tahu kan? disebabkan perbedaan itu mereka tak bisa bersatu? Mereka tersepit antara cinta, keluarga dan lingkungan... Tuhan apakah mereka salah, jika mereka tetap meneruskan cinta suci mereka? Lalu apa kata keluarga dan lingkungan nanti? apa mereka sanggup menghadapi orang-orang yang tak tahu tentang arti perbedaan? Bagaimana kelanjutan kisah ini selanjutnya?

          Icha seorang gadis yang sangat patuh terhadap Tuhan dan Orang Tuanya, yang hidup serba cukup ditengah Ibukota, Icha anak yang patuh. Dia juga rela melepaskan cita-citanya untuk menjadi desainer terkenal, dan meneruskan cita-cita keluarganya agar dia melanjutkan kuliah di jurusan Arsitek, sama seperti papa Icha. Sementara Abang dan Kakak perempuannya boleh memilih jurusan sesuai minat mereka, abang yang sekarang bekerja sebagai Lawyer mempunyai istri yang bekerja sebagai Midwife dan kakaknya yang baru menyelesaikan kuliahnya dibidang Accounting dan akan segera menikah tahun depan dengan seorang Police.

          Dia rela melakukan apapun! Asalkan Papa dan mamanya bahagia. Icha anak terakhir dari 3 bersaudara. Papa, Mama, Abang dan Kakak perempuannya selalu mengontrol kehidupan Icha dan selalu menganggap Icha anak kecil. Selama dia hidup didunia hampir 22 tahun, hampir seluruh pilihan yang seharusnya ditentukan oleh Icha sendiri seakan-akan tak bermakna, karena selalu dipilih atau dihalang oleh mereka. 'God.. this is not fire L!'.

          Dan Angga dia pemuda yang soleh dan dia harus bekerja keras di kedai milik keluarganya yang sederhana di pinggiran ibukota didekat kampus Icha. Kakek dan Ayah Angga sudah meninggal saat Angga masih kanak-kanak. Kini, Kedai itu diwariskan kepada Angga. Maklum saja Angga merupakan anak lelaki sulung dalam keluarga tersebut! Kakak perempuannya sudah menikah dan diboyong jauh ke Wakatobi, dan sampai sekarang tak ada kabar jelas dari Kakaknya seolah hilang jauh ditelan bumi. Angga juga mempunyai satu adik perempuan yang berusia 17 tahun dan satu adik lelaki bungsu berusia 14, mereka masih muda untuk mengerti arti dari tanggung jawab. Jadi Angga yang berusia 25 tahun itu adalah anak sulung lelaki dan kepala keluarga dalam keluarga tersebut.

          Saat awal mula pertemuan Icha dan Angga tak ada yang pernah menduganya. Kuasa Tuhan! kita cuma bisa merancang. Pertemuan itu bermula dari saat Icha memesan minuman coffee latte yaitu minuman kegemaran Icha, dikedai Angga. Saat Angga membawakan coffee latte yang dipesan Icha mereka tak sengaja saling bertatapan mata, saat mereka bertatapan, otak mereka sama-sama mencerna dan memompa aliran darah menuju pasokan otot lalu berakhir ke hati yang menimbulkan denyutan detak jantung yang maha dahsyat dari keduanya,, dalam diam mereka saling mengagumi ciptaanMU. Mereka tak sadar bahwa mereka saling mengukir senyum tulus ke sesama.

          Saat pandangan mereka tak lagi tertuju antara sesama. Saat Icha kembali memandang Lappynya dan Angga yang kembali ke dapur. Mereka saling menyentuh dada masing-masing berusaha menentramkan hati yang berdendang dengan irama tak menentu, tak seperti biasanya... aneh? Maksudnya,,, kenapa hati mereka saling bedetak hebat? padahal hanya pandangan sesaat? padahal mereka tak pernah saling berjumpa? padahal mereka tak ada ikatan darah? mereka bahkan tak saling mengenal? tetapi kenapa hati tak mau diam? kenapa Tuhan? Itu lah yang menjadi pertanyaan mereka saat itu...

          Peristiwa beberapa hari yang lalu seolah-olah sudah dilupakan oleh keduanya. Mereka menganggap itu hanya sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan dengan teliti. Mereka sudah mulai melupakan itu. Mereka menjalani hari dengan biasa, Icha yang setiap pagi sampai siang kuliah dan malam setia melayani Tuhannya dan Angga yang dari pagi sampai siang membuka kedai, sore harinya membantu Pak Somad (Uzstad dilingkungannya) mengajari mengaji anak-anak di mushola kecil di pinggiran kota dan malamnya ia kuliah di bidang Management. dalam kesibukan mereka, kesesakan nafas hiruk pikuk ibukota mereka masih menghargai penciptaNYA. Sungguh hebat kuasaMU Tuhan :*.

          Srrrrpppp!!! Sumpah ini terdengar tak masuk akal! maksudku,,, hey ini zaman modern! zaman dimana tak ada lagi cerita siti nurbaya berkeliaran disini, dan tidak diperjual belikan lagi. Perbincangan serius antara Icha dan keluarganya, membuatkan nafas Icha sesak dan jantung Icha berhenti sesaat, otak tak bisa mencerna maksud dari papa mama Icha. Berita ini sangat mengejutkan! berita yang membawa mimpi buruk, yaitu Icha sudah dijodohkan dengan pilihan keluarganya. "OH GOSH,, its so DAMN !!! " gertak Icha tanpa sadar!

          Tanpa memperdulikan jelingan tajam papa, Bebelan berbisa mama dan senyuman sinis dari abang dan kakak perempuannya serta nenek yang memandang dia dengan perasaan simpati. Itu semua tak bisa menghentikan Icha dari menyumpah serenah mereka semua dalam hati dan melontarkan perasaannya didepan orang-orang sekeliling mereka! Tanpa sempat pamitan, Icha mengambil dompet dan handphonenya lalu berlalu pergi meninggalkan rumah dengan hati yang panas.

          Disisi lain, tampak Angga yang sedang membersihkan kedainya yang akan tutup itu. Kedai yang dibuka oleh hasil kerja keras kakeknya yang berawal dari kedai runcit kecil tak berharga. Kini dengan usaha itu Kedai itu tampak lebih besar dan semakin berkembang, meskipun naik dan surut pembeli serta gulung tikar sudah pernah dialami oleh Kakek dan ayah Angga. Mereka tak pernah lelah dan tak kenal arti menyerah. Karena mereka yakin, rejeki akan selalu ada jika mereka mau bekerja, bersabar dan berserah diri kepada Allah swt.

          Setelah menutup kedai, Angga berjalan menyusuri pinggiran kota yang telah sepi, melintasi jembatan yang sangat indah, disudut itu ada seorang gadis yang sedang menangis. Angga Bingung? Ingin meninggalkan gadis itu sendirian. Tetapi hatinya sukar untuk meninggalkan gadis itu. Saat gejolak hati Angga bermain di fikirannya langkah kakinya tetap menghampiri gadis tersebut. Angga menyentuh pundak gadis itu menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memasukkan tangannya kesaku dia bermaksud memberi sapu tangannya kepada gadis tersebut.

          Si gadis yang menangis itupun terkejut dan saat menoleh, perasaannya keliru. Jantung si Gadis (read : yang ternyata Icha) dan Angga tiba-tiba berdetak laju lagi sama saat beberapa hari lalu mereka saling bertatapan. Aneh? Batin mereka, tetapi pandangan mereka hanya sesaat, saat mereka dikejutkan dengan bunyi klakson mobil yang sedang melewati jembatan tersebut! Tanpa ba,,bi,,bu,,, Angga yang masih menghulurkan saputangannya menayangkan ke muka Icha dan dengan rasa curiga Icha masih berpikir untuk mau atau tidak mengambil sapu tangan pemuda tersebut.

          Angga yang mengerti gelodak hati gadis tersebut menayangkan senyum dan berkata “Jangan khawatir, ini hanya saputangan biasa kok, saya nggak ada niat untuk ngapa-ngapain kamu. Tenang saja ;)” dengan pandangan yang masih ragu tetapi melihat kesungguhan Angga, akhirnya Icha mau mengambil sapu tangan Angga dan mengelap air mata yang mengalir dipipinya dari tadi. Angga yang penasaran dengan apa yang terjadi pada gadis itu berusaha sebisa mungkin untuk tidak bertanya, karena bagi Angga itu merupakan sebuah privacy. Kecuali jika mereka yang sendiri yang mau bercerita, maka dengan senang hati Angga akan mendengarkan dan membantu menyelesaikan masalahnya semampu ia bisa.

          Angga merasa tidak tega dengan wajah gadis yang menangis tersebut. Jika ia sahabatnya atau adiknya pasti langsung ia dekap erat untuk mengurangi kesedihan gadis itu. Tapi itu semua hanya khayalan karena dia baru teringat dia bertemu gadis itu dua kali dan setiap pertemuan mereka dia merasakan jantungnya berdetak kencang. Maka Angga berinisiatif untuk menunggu gadis itu sampai habis menangis dan menghantarkan ia pulang sampai ke depan pintu gerbang rumahnya.

          Hampir satu setengah jam Icha menangis, rasa lelah dan lemah diseluruh badannya sudah terasa akibat menangis. Saat Icha mengusap air matanya untuk terakhir kali dengan saputangan pemuda tadi. Icha berbalik dan kaget bahwa disampingnya masih ada pemuda tadi. Pantas saja hati Icha bergetar hebat tapi kenapa dalam hati yang berdebar ada rasa aman, nyaman dan merasa terlindungi? Fikir Icha. Pemuda tersebut menoleh pada Icha dan dia mengajukan pertanyaan.. “Sudah selesai nangisnya? Sudah puas?” tanya Angga lembuat.. dan dijawab dengan anggukan halus Icha. “hmm, baiklah.. ini sudah hampir tengah malam. Pasti orangtuamu khawatir? Mau aku menemanimu menghantarmu? Setidaknya sampai depan pintu gerbang rumahmu? Supaya kamu aman?” terpegun dengan gaya bicara Angga.. Icha tanpa sadar mengangguk dan mulai berjalan beriringan dengan Angga.

          Saat mereka berjalan Angga lah orang yang selalu berceloteh untuk menghilangkan suasana hening diantara mereka berdua. Icha hanya menjawab dengan jawaban “YA” atau “TIDAK” saja, itupun setelah Angga menyindir dengan sopan Icha “apakah kamu terlahir bisu?” dengan jelingan tajam Icha, Angga menayangkan senggihan yang lebar dan menaikkan dua jarinya sebagai tanda ‘peace’ kepada Icha. Jika tidak ditanya seperti itu pasti dari tadi hanya anggukan dan gelengan saja yang diterima oleh Angga.

          Setelah 15 menit berjalan Icha akhirnya berhenti dan otomatis Angga juga berhenti di depan pintu gerbang rumah yang megah, 'kompleks perumahan orang kaya' getus Angga. “Jadi ini rumahmu? Baiklah kuharap kamu tidak bersedih lagi. Cukup tadi yang terkhir kalinya, ya? Coba mulailah kamu menghadapi masalahmu dengan hati yang tenang. Tidak latah walau sebesar apapun masalahmu cari jalan keluarnya,, bersabarlah Tuhan tahu cara terbaik menguji umatnya. Kamu punya Tuhan kan? Ingat dan berserah padaNYA. Maka masalah sekecil apapun akan terasa ringan nantinya! Oke? Dadah...” jawab Angga sambil berpamitan pergi.

           Pada saat itu, Icha seolah baru tersadar dari mimpi buruknya! 'Iya benar kata pemuda itu, Aku masih punya Tuhan! kenapa aku jadi seperti ini? kenapa aku menyerah begitu saja? Tuhan maafkan aku karena telah membelakangimu, aku lupa akan hadirnya dirimu disisiku, maaafkan aku, maafkan anakmu ini Tuhan :(' lirih Icha. 

          “Tuh...tunggu... siapa namamu? Dimana kamu tinggal?” tanya Icha ragu? Angga berhenti dan berbalik “Namaku Angga, kamu bisa menemuiku di kedai dekat kampusmu?" Icha mengerutkan keningnya tanda berpikir! Angga yang sadar akan kerutan kening Icha membalasnya "Lupa? Beberapa hari yang lalu aku yang menghantar pesananmu Coffee Latte kemejamu..” sambil berjalan mundur dia tersenyum serta berbalik dan melambaikan tangan kepada Icha. Dalam diam Icha mengukir senyum :D ‘Angga? Hmm nice name J’ batin Icha. Icha masih memandang bayangan tubuh Angga sampai bayangan itu benar-benar hilang dari pandangan matanya!

          Saat Icha berbalik dan siap membuka gembok kunci pagar rumah 3 tingkat itu, dia menghembuskan nafas sedalam mungkin dan mengelurkannya dengan pelan dan teliti. ‘God, ready to start fighting third world’ desis hati Icha...








Write : heyheyhey :D gimana gimana? maaf ya jika ada salah dalam pengetikan dan makna yang serabut, saya masih mencoba. Tiba-tiba dapet Ide jam 21.00 tadi dan jam 00.25 baru selesai :D cerita ini masih akan berlanjut jika kalian masih mau menginginkan kelanjutannya,, jadi jangan lupa baca+like+comment ya... makaseh... :* 

paskah 2014






















































































Free R Blackadder Cursors at www.totallyfreecursors.com