Terimakasih, sekali lagi kamu telah memberiku harapan palsu, kamu hampir membuatku terbang tanpa sayap dan menjatuhkanku sekali lagi... Bukanbukan maksudku kamu berkalikali membuatku jatuh kedalam kebaperanku padamu...
Kau yang dengan kepribadian gandamu menyapaku, yang pada awalnya aku sudah melupakanmu, mengihklaskanku dan dengan percaya dirinya kau hadir kemudian sukses membuatku jatuh lagi dan dilema akan hati ini!
Tuan jujur aku muak dengan ini, aku muak denganmu, aku muak dengan kita dan bodohnya lagi aku muak dengan diriku sendiri yang terlalu rapuh untuk tak menolak kehadiranmu yang tak bisa melupakanmu seutuhnya, cukup tuan... Kumohon pergilah...
Jika kamu tak bisa kujamah, pergilah dari hidupku, pergilah dari duniaku... Bahkan jika kamu tak bisa aku sebenarnya ingin menjauh dari kota ini... Kota yanh memberikan sejuta kenangan bersamamu...
Tuan saat kemarin kita berbalas pesan, aku mulai memikirkan semua, semua hal yang kita lakukan berdua, yang aku lakukan padamu... Sungguh memang hal kecil dan mungkin kamu tak sadar bahwa kita pernah melaluinya... Ya dan aku sadar betul akan itu...
Hal kecil itu seperti menggaruk punggungmu, mengeringkan rambutmu, menidurkanmu dipelukanku, membersihkan kotoran kupingmu, membersihkan setiap malam wajahmu, mencuci bajumu, melipat bajumu, memasak untukmu dan hal hal kecil lainnya yang tak bisa kuucap dan akan selalu teringat ketika hal hal itu tak ada diluar pikiranku...
Tuan kumohon... Jika kita tak bisa bersama dan aku bukan prioritasmu lagi... Kumohon pergilah... Dan tak usah lagi hadir dalam kehidupanku.... Pergilah... Aku sudah pergi... Pergi dari semua... Aku sudah lelah... Mengertilah... Kumohon
