welcome

Rabu, 23 April 2014

Naskah Drama Malin Kundang

            Disebuah desa bernama Suka Maju, hiduplah seorang pemuda yang bernama Malin. Ia hidup bersama ibunya, sedangkan ayahnya telah lama meninggal dunia. Suatu hari Malin menyampaikan keinginannya pada ibunya untuk pergi merantau ke kota.
Malin               : “Bu, saya mau pergi merantau ke kota saja, siapa tahu disana saya bisa
                            mendapat pekerjaan demi kehidupan kita.”
Ibu                  : “Kamu yakin nak? Mencari pekerjaan di kota besar itu lebih sulit daripada
                            mencari pekerjaan di desa kita ini”
Malin               : “Saya yakin Bu, tolong izinkan saya ya! “
Ibu                  : “Baiklah kalau itu keinginan mu,Ibu izinkan.“

            Esok paginya berangkatlah Malin ke kota untuk mencari pekerjaan. Tempat demi tempat ia datangi,tetapi hasilnya nihil. Sampai suatu ketika Ia melihat seorang wanita cantik sedang belanja di pasar.Tiba-tiba tas sang wanita tersebut dijambret oleh seorang lelaki.
Cahaya                        : “Tolong, jambret !!!!! jambret!!!!! (Malin segera menolong Cahaya dan
                            mengejar pejambret tersebut)”
Pejambret      : “(Akhirnya Ia berhasil menangkap pejambret itu dan menghakiminya)
                            Ampun bang, ampun . . . “
Malin               : “ Kurang ajar kau, beraninya hanya dengan perempuan !!”
Pejambret      : “Ampun bang . . Ampun !!”
Malin               : “Ikut saya kekantor polisi !”
            Lalu sang pejambret dibawa Malin ke kantor polisi untuk mendapat proses hukum selanjutnya.
Cahaya           : “Terimakasih ya sudah menolong saya, untuk ungkapan rasa terimakasih,
                            maukah anda kerumah saya dulu . . ?”
Malin               : “Tentu nona...”
Cahaya           : “Jangan panggil saya nona, nama saya Cahaya..”

            Singkatnya, Malin tiba dirumah cahaya dan kemudian berkenalan dengan sang ayah. Semenjak kejadian itu Malin diangkat sebagai karyawan dan menjadi akrab dengan cahaya. Karena keakrabannya, sampai-sampai Malin hampir tidak ingat lagi dengan sang Ibu dikampung. Tidak lama kemudian,mereka menikah. Setelah menikah dengan Cahaya, Malin bekerja sebagai karyawan mertuanya.Tak sengaja, kapalnya singgah di desa suka maju, tempat Ia dan Ibunya tinggal. Seorang kerabat melihat Malin bertepi dan segera mengabarkan Ibu Malin.
Tetangga        : “Mak, mak.. Malin pulang mak, dia bertepi di pelabuhan!!!”
Ibu                  : “Malin pulang?Terimakasih Uni atas kabarnya! (Ungkap Ibu Malin dengan
                           penuh gembira dan terharu)”
Tetangga        : “Ayo Mak, kita kesana!”
            Mendengar kabar itu sang Ibu merasa senang sekali. Hari yang ditunggu sang ibu pun tiba.
Ibu                  : “Malin , Malin, Malin anakku, kau sudah kembali nak. Ibu sangat merindukanmu                   (Ujar Ibu Malin laju menghampiri Malin)”
Karena malu mengakui Ibunya, Malin pun berbohong.
Malin               : “Siapa kau?? Ibu ku sudah lama meninggal!!! (Bentak Maling)”
Ibu                  : “Ini Ibumu nak, aku yang melahirkan dan membesarkanmu, mengapa engkau jadi
                           seperti ini??”
Malin               : “Tidak, kau bukan Ibuku, Ibuku telah meninggal.”
Cahaya           : “Apa benar dia itu Ibumu Kang? Lalu kenapa engkau tidak mengakui dia?”
Malin               : “Tidak !! Dia bukan Ibuku !! (bergegas meninggalkan Ibunya)
            Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya. Air matanya berlinang. Malin segera pergi dari desa.
Ibu                  : “Ya ALLAH, mengapa anakku satu-satunya seperti itu?Aku yang melahirkan dan
                           membesarkan dia Ya ALLAH. Berilah Ia teguranmu, sesungguhnya Ia adalah anak

                           yang durhaka!!!”
            Tiba-tiba di tengah perjalanan, badai datang, angin bertiup kencang, gelombang air laut naik, kilat menyambar-nyambar, kapal pun terguncang.
Malin               : “Ada apa ini? Badai begitu besar”
            Tiba-tiba kilat menyambar malin.
Malin               : “Aaaaarrrrrggggghhhhh……!!!!!!!!”
            Seketika Ia menjadi batu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*

Free R Blackadder Cursors at www.totallyfreecursors.com