Judul buku :
“Ayah, Mengapa Aku
Berbeda ?”
Penulis buku :
Agnes Davonar
Pengantar isi buku : -
Penerbit buku :
INANDRA PUBLISHED
Tahun buku terbit : Jakarta, Juli 2011
Tebal buku : 230 halaman
Tujuan Pengarang buku
atau karya :
Pengarang yang membuat
novel fiksi ini, bermaksud untuk setiap orang lebih menghargai perbedaan dan
rasa kasih sayang kepada mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Tujuan penulisan resensi :
Saya menulis resensi novel
“Ayah Mengapa Aku Berbeda?” karena, isi dari novel tersebut sangat menyentuh
dan bagi yang membacanya bisa membuat air mata kita keluar. Dan film ini
mengajarkan kepada kita tentang semangat untuk memiliki harapan di setiap
orang, meski dia memiliki keterbatasan fisik.
Keunggulan buku :
Buku ini sudah di baca 2.000.000 pembaca online, dan telah
diadaptasikan ke layar lebar pada 17 November 2011 lalu. Buku ini termasuk buku
Best Seller karena dalam cetakannya sudah 3 kali terbit. Gaya bahasa buku ini
sangat menarik, ringan, deskriptif dan komunikatif. Memperlihatkan perjuangan
gadis tunarungu menghadapi masa depannya serta tekad yang kuat untuk
membahagiakan ayahnya dan bisa memberikan hikmah kepada para pembaca bahwa
kekurangan fisik bukanlah alasan untuk tidak memiliki keinginan yang tinggi
dalam berkarya.
Kelemahan buku :
Dalam novel tersebut, terdapat beberapa kata yang salah cetak.
Moral ayah dan ibu Angel yang seharusnya tidak boleh dicontoh oleh pembacanya
baik anak-anak maupun orang dewasa.
Ikhtisar isi buku, dan :
Saat aku terlahir di dunia ini, ayahku
pernah bercerita bahwa ia mendengar
suara tangisku yang menjerit begitu keras. Ketika itu juga duka dimulai
saat Ibu mengalami pendarahan hebat dan Ayah berada dalam kondisi yang sulit
ketika Dokter memberikannya dua pilihan : Pertama, aku yang pergi dari dunia
ini atau Ibu harus merelakan nyawanya untukku. Tanpa memperdulikan saran ayah,
ibu memilih melahirkanku . dan disaat itu ibu menghembuskan nafas terakhirnya
saat ibu selamat melahirkanku. Ayah memberiku nama “Angel” untuk mengenang ibu
yang juga bernama Angel. Ketika usiaku menginjak tiga tahun, aku masih tidak
pernah bicara apapun dan ayah merasa ada yang aneh dengan sikapku. Ayah tidak
dapat menahan kesedihannya ketika aku positif seorang tunarungu.
Aku mungkin tidak akan pernah menyadari
bahwa aku berbeda dengan orang lain, semuanya mulai kupahami saat aku sadar
bahwa aku tidak sama seperti anak-anak yang lain. Setelah umurku cukup, ayah
menyekolahkanku di Sekolah Luar Biasa (SLB), dimana aku merasa nyaman dan
bertemu dengan orang-orang yang sama denganku. Saat aku sedang bersantai
tiba-tiba nenek seperti menahan sakit, dan memintaku untuk mencari pertolongan
dengan isyarat tangannya, aku yang mengerti langsung meminta tolong keluar,
saat ambulans tiba, tetangga lain mencoba menghubungi ayahku. Ketika nenek
sadar ia mengangkat tangannya mendekati bagian dadku dan menyentuhnya, ia
bermaksud mengatakan padaku bahwa ia selalu ada di hatiku. Saat itu matanya
terpejam. Nenek pergi untuk selamanya, ayah menangis.
Setelah kepergian nenek, kami pandah
ke Jakarta. Keesokkannya aku dan ayah berangkat untuk mencar sekolah baruku,
aku terkesima dengan besarnya gedung. Saying aku tidak diterima karena mungkin
kepala sekolah meragukanku yang cacat ini, ketika di gerbang aku menangis dan
tidak percaya bahwa aku tidak diterima saat itu juga kepala sekolah melihat aku
menangis ia langsung membatalkan niatnya. Aku boleh bersekolah di sekolah ini
karena kepala sekolah melihat kegigihanku untuk ingin bersekolah dan nilaiku
yang berprestasi.
Hari pertama sekolahku berjalan dengan
baik. Aku rasa semua orang sudah bisa memahami kondisiku. Karena aku berbeda
dengan teman-temanku
Nilai buku atau karya :
Sanagat baik dan bagus untuk remaja indonesia untuk
inspirasi kehidupannya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*