Infongawi.com-KARANGJATI : Masuk musim liburan sekolah menjelang Hari Raya Idul Fitri 1432 H, menjadi waktu istirahat kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. SMP Negeri I Karangjati, Ngawi dalam waktu dekat untuk masa masuk sekolah harus mengupayakan tempat atau ruangan bagi anak didiknya.
Pasalnya atap ruang kelas 8-H sekolah tersebut roboh pada Sabtu (27/08/2011). Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa karena sekolah sedang libur lebaran. Menurut Sukiran (47) penjaga sekolah SMP Negeri I Karangjati menuturkan bahwa, peristiwa robohnya atap tersebut terjadi sekitar jam 15.00 WIB. “Saya mendengar suara gemuruh, saat aku periksa ternyata atap ruang kelas 8-G roboh, untung anak-anak pada liburan jadi nggak ada korban jiwa, ” ungkapnya polos.
Sementara itu menurut Kepala Sekolah SMP Negeri I Karangjati, Daryudi, saat dimintai keterangan menjelaskanm bahwa itu faktor usia. “Robohnya atap itu karena usia bangunan yang sudah lama, bangunan itu sudah lebih dari 20 tahun. Sebelumnya sudah ada rencana untuk merehap beberapa ruang kelas yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus ( DAK) Tahun Anggaran 2010 dan tahun 2011 dan sekarang baru terealisasi 2 ruang, sementara yang lainnya masih menunggu alokasi dana dari Pemerintah Daerah maupunPusat itupun harus melalui tender karena alokasi pendanaan di atas 50 juta,“ jelentrehnya.
Selain ruang kelas 8-G, menurut pengamatan reporter infongawi.com di lokasi juga tampak ruang kelas 7 sebelah timur akan roboh. Telihat pilar penyangga genteng amblas menandakan sudah rapuhnya atap bangunan ruang tersebut . Tentu ni menjadi kewajiban pejabat terkait untuk memikirkan. Karena 20 persen anggaran APBN telah dialokasikan untuk pendidikan, akan tetapi masih ada saja kejadian semacam ini. Pada hakikatnya lingkungan sekolah adalah tempat untuk menunut ilmu, sehingga keamanan dan kenyamanan harusnya menjadi prioritas utama selain mutu pendidikan itu sendiri.
Menurut anggota DPRD Kabupaten Ngawi, Slamet Riyanto,S.Sos, kita harus bersabar dengan musibah robohnya atap gedung sekolah itu. “Walaupun 20 persen APBN untuk pendidikan, gedung sekolah yang harus direhab juga banyak. Apalagi gedung Sekolah Dasar, makanya dengan adanya marger sekolah (penggabungan,red) tentu bisa meminit dan mengefisienkan anggaran dan tenaga,” ungkap politisi dari Partai bergambar Banteng Moncong Putih ini. (uma/mit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*