TUGAS BIOLOGI
M A K A L A H
I S P A
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
Disusun Oleh
1. ((25) Renita Aldea Merdeka Ariana
2. (02) Amylina Wahyu Ilmi
3. (17)
Laily Ainur Rofiqoh
4. (33) Warotsatus Sholihah
SMP NEGERI
I KARANGJATI
TUGAS BIOLOGI
Makalah
Tentang
I S P A
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
Disusun Oleh
1. ((25) Renita Aldea Merdeka Ariana
2. (02) Amylina Wahyu Ilmi
3. (17)
Laily Ainur Rofiqoh
4. (33) Warotsatus Sholihah
Guru Pembimbing
Bunga Pujaya, SPd.
NIP. 19591003 198111 2 001
SMP NEGERI
I KARANGJATI
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur
kehadirat Allah SWT, akhirnya kelompok kami dapat menyusun makalah Tentang ISPA
( Infeksi Saluran Pernapasan Akut ) untuk memenuhi tugas biologi.
Kelompok kami dalam kesempatan ini juga menyampaikan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu hingga
dapat tersusunnya makalah ini.
Kelompok kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan –kekurangan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun
kami akan menerimanya dengan hati terbuka.
Akhirul kata, kelompok kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua yang memerlukannya.
Karangjati, 31 Oktober 2011
Penulis
ISPA
(Infeksi
Saluran Pernapasan Akut)
DEFINISI
Menurut
DepKes RI (1998) Istilah ISPA mengandung 3 unsur, yaitu infeksi, saluran
pernafasan, dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah
sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan infeksi
adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit.
2. Yang dimaksud dengan saluran
pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga
alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga
tengah dan pleura.
Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian
atas,
saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ
adneksa
saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam
saluran
pernafasan (respiratory tract).
3. Yang dimaksud dengan infeksi akut
adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14
hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14
hari
(DepKes. RI, 1998 : 3 dan 4).
Berdasarkan
definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu
keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang alat-alat tubuh yang
dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan,
tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak
lebih dari 14 hari.
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) juga suatu penyakit yang terbanyak diderita
oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu
dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.
Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula
memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang
penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu
kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami
3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % – 60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah
oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20
% – 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan.
ETIOLOGI
Etiologi
ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis penyakit bakteri, virus, dan riketsia.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenvirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (DepKes.RI,
1998:5).
TANDA
DAN GEJALA
a. Batuk
c. Sakit tenggorokan
d. Pilek
e. Demam
f.
sakit kepala
(DepKes.RI, 1993 : 1)
PATOFISIOLOGI
Terjadinya
infeksi antara bakteri dan flora normal disaluran nafas. Infeksi oleh bakteri,
virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung,
refleksi batuk, refleksi epiglottis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut Akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah.
BAHAYA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
Salah
satu bahaya atau akibat terburuk dari ISPA adalah kematian. Berdasarkan
data-data dari Departemen Kesehatan maka angka kematian bayi di Indonesia
adalah 90,3 per 1.000 kelahiran hidup berarti dari 1.000 bayi yang dilahirkan
hidup lebih dari 90 orang di antaranya meninggal sebelum mencapai 1 tahun.
Angka kematian balita di Indonesia adalah 17,8 per 1.000 balita. Berarti dari 1.000 balita yang ada di Indonesia lebih dari 17 orang diantaranya akan meninggal sebelum usia 5 tahun oleh berbagai sebab. Menurut penelitian yang dilakukan tahun 1980, 22,1% sebab kematian bayi di Indonesia adalah akibat ISPA. Sedangkan data tahun 1983 menunjukkan bahwa hampir 40% kematian anak berumur 2 tahun sampai 12 bulan adalah disebabkan oleh ISPA
Angka kematian balita di Indonesia adalah 17,8 per 1.000 balita. Berarti dari 1.000 balita yang ada di Indonesia lebih dari 17 orang diantaranya akan meninggal sebelum usia 5 tahun oleh berbagai sebab. Menurut penelitian yang dilakukan tahun 1980, 22,1% sebab kematian bayi di Indonesia adalah akibat ISPA. Sedangkan data tahun 1983 menunjukkan bahwa hampir 40% kematian anak berumur 2 tahun sampai 12 bulan adalah disebabkan oleh ISPA
(DepKes.RI,
1985 : 8).
SEBAB KEPARAHAN PENYAKIT PADA ANAK YANG MENDERITA ISPA
1.
Pertolongan medis yang terlambat :
Banyak anak yang meninggal tidak lama setelah tiba di rumah sakit karena pada waktu itu keadaan mereka sudah payah baru dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit.
Banyak anak yang meninggal tidak lama setelah tiba di rumah sakit karena pada waktu itu keadaan mereka sudah payah baru dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit.
2.
Kekurangan gizi :
Banyak penderita ISPA yang menderita kekurangan gizi.
Banyak penderita ISPA yang menderita kekurangan gizi.
3.
Adanya penyakit lain :
Banyak anak yang disamping menderita ISPA juga menderita penyakit-penyakit lain pada waktu yang bersamaan.
Banyak anak yang disamping menderita ISPA juga menderita penyakit-penyakit lain pada waktu yang bersamaan.
BAHAYA LAIN DARI ISPA
adalah terjadinya gangguan pernafasan masa
dewasa jika pada usia anak-anak sering mendapat serangan ISPA.
1. Sumbatan pada saluran nafas di
paru-paru sehingga sering menderita sesak nafas.
2. Serangan penyakit asma jika mempunyai
bakat alergi.
Jelaslah
bahwa disamping kematian, ISPA dapat pula berakibat gangguan pernafasan hingga
orang tersebut tidak dapat bekerja keras dan bekerja berat, sehingga mungkin
dapat menjadi beban masyarakat atau keluarganya.
PEMBAGIAN ISPA
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) Bagian Atas
Adalah
infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas
disebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas
dan bawah secara bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya
melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas secara nyata.
Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas
Akut (ISPA) bagian atas diantaranya adalah :
Nasofaringitis akut (selesma),
Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan Faringotosilitis) dan
rhinitis.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian
Bawah
Adalah
infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas bagian
bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit yang tergolong
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian bawah : Laringitis, Asma
Bronchial, Bronchitis akut maupun kronis, Broncho Pneumonia atau Pneumonia
(suatu peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada bonkioli)
(Pusdiknakes, 1993 : 105).
Dan menurut Pusdiknakes (1990 : 20)
tentang perawatan bayi dan anak ISPA dibagi dalam tiga macam, yaitu :
1)
Ringan
Bila timbul batuk tidak mengganggu tidur, dahak encer, tidak ada anoreksia, panas tidak begitu tinggi, misalnya rhinitis, rhinofaringitis.
Bila timbul batuk tidak mengganggu tidur, dahak encer, tidak ada anoreksia, panas tidak begitu tinggi, misalnya rhinitis, rhinofaringitis.
2)
Sedang
Dahak kental, ingus kental, panas
tinggi (38oC), anoreksia, sesak, sakit saat menelan, misalnya
tonsilofaringitis, laringo traceobronchitis.
3)
Berat
Panas tinggi disertai nafas ngorok,
stridor, kadang-kadang disertai penurunan kesadaran, misalnya pada pneumonia.
PENGOBATAN DAN PERAWATAN
ISPA RINGAN
Pengobatan
dan perawatan penderita ISPA ringan dilakukan di rumah. Jika anak menderita
ISPA ringan maka yang harus dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut
(DepKes.RI, 1985 : 6 dan 7) :
1.
Demam
Bila
demam dilakukan kompres.
Cara mengompres adalah sebagai
berikut :
1) Ambillah secarik kain yang bersih (saputangan atau handuk kecil).
2) Basahi atau rendam kain tersebut dalam air dingin yang bersih atau
rendam kain
tersebut dalam air dingin
yang bersih atau air es, kemudian peras.
3) Letakkan kain di atas kepada atau dahi anak tapi jangan menutupi
muka.
4) Jika kain sudah tidak dingin lagi basahi lagi dengan air, kemudian
peras lalu letakkan
lagi di atas dahi anak.
5) Demikian seterusnya sampai demam berkurang.
6) Berikan obat penurun panas dari golongan parasetamol.
2. Pilek
Jika
anak tersumbat hidungnya oleh ingus maka usahakanlah membersihkan hidung yang
tersumbat tersebut agar anak dapat bernafas dengan lancar. Membersihkan ingus
harus hati-hati agar tidak melukai hidung.
3. Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan
1) Suruhlah anak beristirahat atau barbaring di tempat tidur.
2) Berikan cukup minum tapi jangan berikan air es atau minuman yang
mengandung es.
Dapat diberikan teh manis, air buah
atau pada bayi dapat diberikan air susu ibu.
3) Berikan makanan yang cukup dan bergizi.
4) Anak jangan dibiarkan terkena hawa dingin atau hawa panas. Pakaian
yang ringan
hendaknya dikenakan pada anak tersebut.
5) Hindarkanlah orang merokok dekat anak yang sakit dan hindarkan asap
dapur atau
asap lainnya mengenai anak yang sakit.
6) Perhatikan apakah ada tanda-tanda ISPA sedang atau ISPA berat yang
memerlukan
bantuan khusus petugas kesehatan.
PENCEGAHAN ISPA
1. Mengusahakan agar anak mempunyai
gizi yang baik
2. Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
5. Pengobatan segera
2. Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
5. Pengobatan segera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*