Kamu Tahu? Betapa saya ingin; Tetapi tak mungkin!
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” Jujur sampai saat ini kalimat itu
yang sering menghantui saya. Menghantui pikiran saya dan menghantui hati saya,
berperang dengan diri sendiri! Itu terjadi saat saya sedang mengingatmu dan
akan lebih sering terngiang saat saya melihatmu secara nyata; tapi tak bisa
saya sentuh seutuhnya.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” ketika kamu menjauh ; menghindar
sejauh-jauhnya. Kamu berhasil membuat gadis yang baru berusia delapan belas
tahun ini galau setengah mati! Bertanya-tanya dan mencari sebuah jawaban yang
tak akan saya dapatkan darimu, karena ketika saya mendekat, kamu sibuk mencari
tempat bersembunyi; bersembunyi dari saya.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” saat saya mulai disibukkan dengan
pelajaran tambahan kelas dua belas, saya selalu menyempatkan diri untuk
menunggumu, yang justru saya dapatkan malah bayang semumu. Kamu ada tetapi
pura-pura tak ada. Kamu tahu betapa kecewanya saya saat itu?
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” saat saya berpapasan denganmu, ingin rasanya kamu menyapa saya,
mengusili saya dengan tingkah kekanakan kamu, seperti dulu; jauh sebelum kamu
berubah menjadi seperti ini sekarang.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” ketika saya melihatmu bergurau dengan yang lain, saya membayangkan agar
bisa seperti itu lagi, seperti saat kita saling melontarkan banyolan yang aneh
dan membuat orang sekeliling geleng kepala karena tingkah laku kita berdua.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” disetiap file folder saya yang berisikan foto kita berdua punyai file
khusus? Itu kenapa? Agar saat kamu meminta dan melihat layar laptop saya, saya
ingin kamu tahu betapa saya sangat mengartikan saya dan kamu menjadi yang
istimewa.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” melihatmu punya masalah, yang misterius, seolah membuat saya kelabakan,
membuat saya menjadi histeris sendirian karena seolah-olah hanya saya seorang
yang tidak tahu menahu tentang masalahmu.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” saya berusaha mencari tahu masalah kamu disetiap celah orang-orang yang
pasti sangat mengenali kamu. Meski yang saya dapat hanya sebuah angin lalu,
tetapi setidaknya saya bisa sedikit tahu dan saya bukan menjadi satu-satunya
orang dungu yang tak tahu apa-apa tentang kamu.
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” disetiap tulisan-tulisan saya di sosmed selalu berkisaran tentang kamu
jika sudah masalah baper-baperan. Saya tak tahu kenapa, mungkin karena saya
rindu?
“Kamu
tahu? Betapa saya ingin; tetapi tak mungkin!” ketika kamu menjauh, tanpa sebab kamu tahu betapa saya seperti anak
rusa yang sedang kebingungan karena kehilangan induknya? Anak rusa itu menangis
dan ketakutan, dia memikirkan kenapa dia kehilangan? Atau anak rusa itu
berpikiran kenapa induknya meninggalkannya? Lalu jika ditinggalkan apa
salahnya? Jadi seperti itulah perasaan saya saat ini, saya menangis, menangis
hiba dalam kepedihan, saya tak tahu kapan kamu kembali atau kapan kita bisa
bertemu dan bersama. Jika kamu meinggalkanku, apa masalahnya? Apa salah saya?
Bukankah meninggalkan harus tahu apa sebab dan akibatnya, setidaknya tidak
meninggalkan dengan tanda Tanya besar pada gadis seusia ini, gadis yang pola pikirnya
masih labil; ya, seperti saya!
#untukmu, ombakku, yang pandai menghempaskan
air lautmu dengan terlalu keras pada batu karang seperti saya, yang sukses
membuat batu karang ini nanar dan terkikis oleh erosi air lautmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*