Saat hujan deras datang waktu sore hari,
aku selalu teringat tentang kamu, aku kembali membaca ulang screenshoot
percakapan kita yang sengaja aku simpan. Karena saat aku sedang rindu (seperti
sekarang) aku akan membacanya dengan penuh khusyuk, argh.. ini kisah saat aku dan
kamu masih jadi kita yang punya dua keping hati yang saling memiliki keserasian
yang sama. Aku tersenyum sampai tertawa, walaupun diam-diam hatiku teriris,
mengenang bahwa hal manis ini takkan mungkin (pernah) terjadi lagi.
Aku
merindukan sosokmu yang kukenal, merindukan banyolan-banyolan yang selalu kamu
suguhkan, merindukan panggilan berbeda darimu untukku. Kenyataan yang wajib
kuterima adalah, kamu bukan lagi pria yang begitu kucinta dan kukenali, kamu
berubah menjadi orang asing yang begitu sadis dan bengis dimataku, yang rasanya
tak mahu lagi mengingat-ingat kenangan kita dulu.
Rasanya
aku masih sangat mengingat suara percakapanmu, yang kadang bisa berjenaka, bisa
dewasa, kekanakan, serius dan kadang kamu juga bisa romantis. Serta, kadang aku
tak terlalu bisa memahami pemikiranmu yang bebas itu. aku masih menyimpan
memori saat kita bersama, mengenang pertemuan kita yang pertama, sembunyi dari
semua orang, saat jemari kita bersentuhan, tapi sayang aku harus cepat-cepat
melepasnya agar yang lain tidak curiga dan banyak hal lain yang semakin ku
ingat, semakin membuat dadaku sesak. Aku tak sadar, mengapa penjajakan yang
singkat ini, sukses membuatku berharap terlalu jauh pada sosok yang terlalu
sempurna sepertimu.
Bagiku
kesempurnaanmu adalah beban terberat untuk gadis seusiaku. Aku hanya gadis
biasa, yang masih memakai seragam putih abu-abu, mengikuti organisasi yang tak
banyak, tak terlalu tenar, prestasiku tak seberapa, hobbyku hanya membaca dan
online hanya itu yang bisa aku lakukan. Sedangkan kamu? Iya kamu! Adalah lelaki
yang luar biasa yang diceritakan begitu sempurna dalam rangkaian peristiwa
drama dan film, kamu bergaul, berbicara, berjalan, dan mengejar sesuatu dengan
begitu anggun; sementara aku? Aku hanya gadis lugu, yang hanya berani menatapmu
penuh minat dari kejauhan dan berharap pertemuan pertama kita, akan jadi
pertemuan yang akan terus berlanjut. Tuhan, aku berharap tak pernah bangun, berharap
agar takkan pernah ada orang yang
akan menyadarkanku, bahwa mendekatimu adalah suatu khayalan yang terlalu
tinggi.
Dan
ternyata, kamu memang tak sejauh matahari dan bulan, kamu bukanlah sebuah
bayangan ilusi. Nyatanya aku semakin jatuh cinta padamu, pada suatu masa saat
kamu menemuiku dan beriringan pulang bersama. Ternyata, itu adalah pertemuan
terakhir kita (bisa dibilang kebersamaan kita yang terakhir), beberapa kali
kita bertemu (meski sedikit masa), namun kamu menghadirkan kenangan yang tak
akan bisa begitu mudahnya aku lupakan dalam waktu singkat (setidaknya untuk
saat ini). Aku tak pernah bisa memahami kamu yang kini menjauh, aku tak tahu
mengapa kamu lebih percaya cerita mereka daripada pengakuanku? Aku tak tahu
hubungan yang awalnya kukira main-main ini, ternyata juga bisa membuat luka
yang luar biasa sakitnya dalam hidupku.
Begitu
singkat, jika semua harus berakhir. Begitu singkat, jika aku harus kembali
bersedih karena kehilangan kamu. aku sedang dipuncak sayang-sayangnya sama
kamu, sementara kamu mendorongku dari atas sana. Seperti kamu terbangkan aku
kelangit ketujuh dan kamu hempaskan aku dengan begitu bulus dari atas.
Membiarkanku terjerembab, terjatuh sendirian, dengan luka yang harus kuobati
sendiri dan kamu dengan megahnya tertawa bersama orang-orang yang tak mempunyai
perasaan bersalah.
Ini begitu singkat! Begitu cepat Batu karangku. Perempuan yang
kamu sebut dengan laut ini, masih ingin berjuang, berkorban dan mengusahakanmu,
tapi mengapa semalam kamu mulai mencari target baru? Mungkin ini tak pernah
adil untukku, namun dari semua? Mana yang bisa ku tuntut? Hatimu? Keadilanmu?
Perasaanmu? Atau kamu?. Kita tak (lagi) punya status apapun. Meski aku meratap,
merintih, mengiba, menangis, meraungpun rasanya tak akan pernah bisa membuat
kita (kembali) seperti dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*