Terimakasih
untuk beberapa bulan yang manis ini, yang penuh warna-warni, penuh hujan juga
pelangi, penuh tanya dan misteri. Terimakasih untuk percakapan manis dalam
setiap pesan singkat kita, dalam setiap sambungan telephone, dalam setiap tawa
meskipun baru beberapa kali aku menatap dalam matamu. Terimakasih untuk
kisah-kisah baru yang membuatku lengkap sebagai perempuan. Terimakasih kamu
masih disini, meski kamu acuhkan aku, dan membiarkan aku menyusun mimpi-mimpi
baru sendiri, meskipun sampai kini kamu tak sadar ; bahwa kamu adalah impian
utamaku.
Jum’at,
godaan yang tak aku harapkan mendapat balasan itu, ternyata kamu gubris dengan
hangat dan syahdu. Beberapa percakapan intens melalui blackberry massager. Aku
menyapamu sekali, dan kamu menyapaku berkali-kali dengan sapaan hangat, setiap
waktu dan tak pernah jemu. Membuat jentikan jemariku di keyboard layar
handphone ku semakin bersemangat membalas pesanmu. Kamu dan aku menempati
proses penjajakan, berharap dalam sunyi, mengawali yang mungkin dianggap
bualan, mewujudkan semua yang hanya akan jadi mimpi-mimpi. Aku semakin terlena
dan terbuai oleh perhatianmu dalam pesan singkatku, rasanya semua ini tak ingin
dibatasi oleh ruang, waktu dan dimensi. Rasanya aku ingin semuanya tak berjalan
instan, atau kalau boleh keterlaluan aku ingin kamu abadi dalam setiap hembus
napasku.
Aku
sangat tahu! Kita berbeda dalam berbagai hal. Kamu tak banyak bicara dalam
meluapkan emosimu, sedangkan aku meledak-ledak dengan emosi yang sering
kuciptakan sendiri. Kamu tak ingin menceritakan banyak hal, sementara akupun
juga begitu, diam tapi usil dalam tulisan (dunia maya). Aku tahu sayang, media
kita saling mengungkapkan cinta itu berbeda. Kau dengan guyonan khasmu, aku
dengan tulisanku, dan kita lengkap dalam perbedaan. Jujur, kehadiranmu berbeda
dari pria-pria lainnya, yang membisikkan mimpi dan membiarkanku terbuai dalam
tidur yang panjang. Tapi kamu tidak begitu sayang, kamu perlahan tapi pasti
mengetuk pintu hatiku dengan perlahan dan menyodorkan seonggok bunga mawar
merah merona, yang bodohnya tak kusadari begitu indah, namun penuh dengan duri.
Berkenalan
denganmu ternyata bukan sesuatu yang mudah. Aku merasa kamu terlalu sempurna
untukku, aku terlalu lemah dan terlalu rendah untukmu, yang jauh lebih tinggi
itu. sebagai seorang gadis aku bukan
siapa-siapa, aku hanya bisa membayangkan hubungan ini bisa lebih jauh serius
lagi. Lamunan itu seketika buyar, ketika ku tahu aku tak pernah terlihat lebih
berharga dimatamu, mungkin. Mungkin kamu pikir, aku hanya akan jadi tempat
singgah yang asyik , sementara aku?
mengaharapkan kamu tuk tetap tinggal dan tak ingin kamu pergi jauh.
Benar,
ini yang kubilang berharap terlalu ketinggian. Salahku yang menginginkan semua
lebih dari ini, salahku yang berharap kita bisa berjalan jauh lebih dari ini.
Hmm,, sayangnya sayang... banyak alasan yang menjadikan jarak diantara kita
sangat jauh, entah aku tak tahu jarak itu berbentuk seperti apa? meskipun
rasanya kamu selalu ada disini menemaniku meskipun hanya melalui pesan singkat
dan panggilan telephone darimu. Entah mengapa, kamu berhasil merenggut seluruh
perhatianku tanpa meninggalkan sisa barang sedetikpun, kamu sudah jadi
satu-satunya dalam hidupku, tapi kamu hanya memperlakukan dan menjadikanku sebagai
salah satunya dalam kehidupanmu. Sayang, luka karena aku mulai mencintaimu ini
awalnya tak begitu terasa perih, namun semakin aku mengenalmu, aku semakin
merasa kamu malah semakin pergi menjauh.
Setelah
beberapa bulan perkenalan kita, rasanya aku perlu mendeklarasikan ini, membuat
sebuah alarm kecil, bahwa kamu pernah hadir dan singgah, meskipun hingga
sekarang kamu hanya datang dan pergi. Setidaknya kamu pernah hadir (ada),
membawa sesuatu yang aku pikir cinta, ternyata malah memberi sesuatu yang
berujung luka. Aku masih ingin menunggu sosokmu yang ramah, perhatian, selalu
punya waktu dan hangat itu kembali, bukan kamu yang dingin, cuek, kamu yang
tidak menghiraukan kehadiranku, kamu yang memberi jarak, kamu yang begitu bodoh
karena tak sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu dan menggilaimu.
Atas semua perasaan aneh yang sebenarnya tak terlalu
begitu kupahami ini, aku ingin bilang sesuatu. Aku KANGEN kamu. Iya kamu woey!
Malah mlengos!!!