Aktifitas Kelompok
Lakukan
langkah-langkah kegiatan berikut!
1.
Bentuklah
kelompok kecil, tiap kelompok beranggotakan lima siswa!
2.
Diskusikan
materi berikut dan buatlah laporan diskusinya! Bagaimana sikap anda dengan
adanya akulturasi budaya di Indonesia dan perkembangan budaya saat ini?
Seperti
yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia selalu saja naik dan turun.
Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek
moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun
dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya
Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.
Ini terjadi karena adanya proses perubahan social seperti
Akulturasi dan Asimilasi.
Akulturasi
adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima
dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.
Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang
berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari
unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan
campuran.
Perkembangan
kebudayaan Indonesia saat ini banyak didominasi dengan budaya-budaya asing yang
dinilai lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan lokal.
Berikut Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia:
Berikut Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia:
- Masuknya Budaya Asing
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
1.Cara Berpakaian
Sekarang
ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti
bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa
Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
2. Alat Musik
Perkembangan
alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat
mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah
tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat
ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya
menggunakan tenaga listrik.
3. Permainan Tradisional
Bahkan
masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti
permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini
sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk
permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang
berbahan baku besi atau plastik.
Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
- Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
- Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan biaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan hutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olah kehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang tidak berhak.
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan biaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan hutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olah kehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang tidak berhak.
Hal tersebut tentu saja mempengaruhi perkembangan
kebudayaan di Indonesia sehingga muncullah beberapa dampak yang timbul akibat
pengaruh-pengaruh yang ada akibat adanya proses asimilasi dan akulturasi
budaya. Dampak- dampak yang timbul akibat proses tersebut adalah sebagai
berikut:
Dampak negatif
-Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta
dapat terjadi proses perubahan social didaerah yang dapat mengakibatkan
permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi
goyah.
-Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak
ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya,
dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi melihat kebudayaan
Indonesia kedepan.
-menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah
pada masyarakat yang konsumtif.
2. Dampak positif
-Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan
hidup masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena
adanya peralatan yamg mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan
lebih baik lagi.
-peningkatan dalam ilmu pengetahuan yang menyebabkan
masyarakat untuk lebih berpikir kreatif agar dapat bersaing dalam dunia global.
Dari
uraian di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa kebudayaan Indonesia
adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang merupakan
puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional sendiri
memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak yang
beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah
bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk
memelihara dan menjaga eksistensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa melakukan
banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang bernafaskan
kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan
karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada
kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang beragam itu karena
pada dasarnya segalanya bertolak pada ideology pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan hati terbuka :*